Rabu, 17 Juli 2013

Sebuah Kisah Dahlan Iskan di Provinsi Riau

Semasa menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan pernah mengunjungi tiga kabupaten di Provinsi Riau dalam sehari. Kunjungan itu untuk menindak lanjuti pematangan perencanaan pembangkit-pembangkit listrik di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti.

Dahlan Iskan datang dari Jakarta bersama Kadiv Perencanaan Sistem Kelistrikan PLN Pusat Djoko Prasetyo. Dahlan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangannya disambut langsung General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Djoko R Abumanan dan CEO Riau Pos Media Group, H Makmur SE Akt MM. Dahlan dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu menggunakan jalur darat, menuju lahan pembangunan PLTG di Desa Gudang Batu Kecamatan Pasir Penyu. Dalam waktu dekat, di lahan ini dibangun PLTG 20 MW.

Kedatangan di Rengat langsung disambut Bupati Inhu, Yopi Arianto. Dahlan langsung berdiskusi dengan Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian mengenai apa kendala dan masalah di lahan. Agustian menerangkan,  lahan sudah disiapkan dan seperti dilihat sendiri sudah dikerjakan. Bupati Yopi sendiri sangat antusias dengan pembangunan PLTG di wilayahnya. Perencanaan pembangunan PLTG pun dibahas. PLN akan membangun PLTG 2 X 300 di wilayah Peranap. Usai melihat lahan, rombongan langsung menuju Tembilahan, Inhil.

‘’Boleh saya satu mobil dengan Bupati,’’ ujar Dahlan sambil berjalan menuju mobil Land Cruiser Prado BM 1 B plat merah milik Bupati. Akhirnya Dahlan menyetir mobil tersebut sampai ke Kecamatan Kuala Cenaku. Rombongan sempat makan bersama Bupati. Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya saat makan bersama bupati, Dahlan langsung mengambil piring dan menyendokkan nasi untuk Bupati termuda di Riau tersebut.

Minta Lokasi PLTU Dipindah
Usai makan bersama, perjalanan langsung dilanjutkan ke Tembilahan. Meski tak sampai satu jam di Bumi Sri Gemilang, Dahlan melihat langsung lokasi pembangunan PLTU 2 X 7 MW di Parit 21, Kelurahan Sungai Beringin. Ketika itu, Dahlan Iskan tampak tercengang dan mengatakan ‘’Wow’’ beberapa kali saat melihat hamparan kawasan rawa dengan luas puluhan hektare, di mana 10 hektare di antaranya akan jadi tempat berdirinya konstruksi bangunan PLTU 2 X 7 MW dengan nilai investasi sekitar Rp300 miliar. Ditemani langsung Sekda Inhil, H Alimuddin RM, GM PLN WRKR Djoko R Abumanan, Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian, serta Manajer PLN Ranting Tembilahan Desril Naldi dan sejumlah petinggi PLN WRKR, Dirut PLN Dahlan Iskan menanyakan di titik mana PLTU akan dibangun. Menurut Agustian sebagai pihak kontraktor, titiknya ada di pinggir jalan yang kini masih ditimbun pasir uruk.

Dahlan sempat mengadakan rapat kecil di sebuah jembatan menuju ke lokasi. Sampai di lokasi, Dahlan sedikit heboh melihat lahan dan rencana pembangunan yang sedikit jauh dari sungai. Melihat kondisi lahan yang persis di pinggir Sungai Indragiri dan hanya berjarak sekitar 1 Km di hilir dermaga pelabuhan Parit 21, dia dengan tegas minta titik lokasi PLTU dipindah ke pinggir sungai. Alasannya, semua aktivitas pembangunan bergantung pada sungai tersebut. Mulai dari pengambilan pasir uruk, maupun kedatangan material berupa besi, turbin, hingga masuknya suplai batubara sebagai bahan bakar PLTU.

‘’Mengapa tak membangun langsung di pinggir sungai. Semua aktivitas PLTU tak ada hubungannya dengan darat. Transportasi batubara dan semua operasionalnya langsung di sungai,’’ ujar Dahlan sembari menunjuk titik-titik pada peta darurat yang ia gambar sendiri di jalan berpasir menuju lokasi pembangunan PLTU. Saat itu, juga hadir utusan kontraktor pemenang tender PLTU yang turut mencoret-coretkan kayu di tanah. Dalam perencanaan penimbunan lahan, Dahlan juga memerintahkan untuk menimbun seluas dua hektare saja agar lebih cepat pengerjaannya dari rencana semua yang menimbun lokasi di pinggir sungai seluas sembilan hektare. Melihat lokasi pembangunan PLTU, dia juga menyarankan penimbunan pasir uruk dilakukan sedalam 6 meter untuk dua hektare dari total 10 Ha lahan yang tersedia. Itu juga untuk menghemat biaya dan percepatan pembangunan PLTU 2 X 7 MW di Tembilahan. Karena air sungai cukup keruh, kebutuhan air untuk PLTU lebih dulu harus dimineralisasi menggunakan alat khusus. Saat mengemukakan ide-idenya, Dahlan ingin kawasan PLTU yang ada di tanah rawa, harus tahan terhadap banjir selama lebih kurang 50 tahun setelah pembangunan. 

‘’Setelah melihat lahan tadi, saya punya beberapa ide, misalnya kalau rencana membangun PLTU-nya di dekat jalan, saya minta dipindah ke lebih dekat sungai, karena pembangunannya akan lebih cepat,’’ ujar Dahlan. Ditegaskannya, perhitungan pembangunan PLTU harus dilakukan dari sekarang. Jangan sampai baru 25 tahun dibangun, LPTU sudah runtuh terkena pasang surut air laut. Makanya, timbunan uruk harus dilakukan 6 meter. Setelah berdiskusi dengan anggota PLN lainnya, Dahlan langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan kargo yang berjarak sekitar seratus meter. Sambil menunggu speedboat, Dahlan mengatakan ada solusi sementara sebelum PLTA di Tembilahan selesai.

‘’Di Rengat akan dibangun pembangkit sebesar 20 MW.Jadi pembangkit isolated diesel di sana bisa dipindahkan ke Tembilahan untuk meningkatkan kemampuan pasokan di Tembilahan. Ada sekitar sembilan mesin pembangkit yang bisa kita pindahkan disana,’’ ujar Dahlan.

Menanggapi kedatangan Dahlan ke Tembilahan, Sekda Inhil H Alimuddin RM mengatakan Pemkab Inhil kedatangan tamu istimewa dan diharapkan jadi berkah bagi Inhil. Sebab, dalam kunjungannya, Dahlan juga memberi petunjuk mengenai percepatan pembangunan PLTU 2 X 7 MW.

‘’Kita harap PLTU ini segera terwujud dan diselesaikan tepat waktu agar pasokan listrik masyarakat Inhil bisa lebih terjamin,’’ ujar Alimuddin. Rombongan Dirut PT PLN meninggalkan Tembilahan sekitar pukul 15.00 WIB menggunakan speedboat menuju Selatpanjang. Kemudian rombongan Dahlan bersama GM PLN WRKR serta Deputi Humas, Suhatman naik speedboat Tenggiri menuju Selat Panjang sekitar pukul 15.00 WIB.

Dalam perjalanan, Dahlan sempat heran melihat GPS di telepon selularnya. ‘’Jalur sungai ini tak ada dalam peta. Tapi saya yakin nakhodanya sudah hapal dengan sungai ini,’’ ujar Dahlan sambil beberapa kali mengambil foto kehidupan masyarakat pinggir sungai dengan kamera ponselnya. Dengan speedboat berkecapatan sama dengan 32 Km per jam, rombongan sampai di Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang, Kabupaten Meranti sekitar pukul 20.00 WIB, Rombongan langsung disambut Bupati Meranti, Irwan Nasir MSi dan pejabat tinggi Kabupaten Meranti. Setelah bicara sambil berjalan di pelabuhan, Dahlan minta pada Irwan agar dia yang mengendarai mobil Bupati, Camry hitam BM 1212 A. Irwan sempat kaget, namun ikut saja dan membiarkan Dahlan menyetir menuju Hotel Grand Meranti di Jalan Kartini Selatpanjang. Sampai di hotel, Irwan sudah mempersiapkan peta pembangunan wilayahnya dan rencana-rencana pembangunan pembangkit yang sudah lama terkendala. Akhirnya Dahlan mengetahui dari paparan itu, Meranti memiliki sumber daya alam berupa gas yang dikelola PT Kondur dan PT BOB.

Pernah ada kesepakatan sebelumnya dengan pemerintah bahwa BP Migas menyerahkan pengelolaan gas ke PT BOB, namun harus membangun pembangkit listrik untuk Meranti. Tapi PT BOB menyerah dan tak mampu membangun pembangkit. Sambil menerangkan sumber masalah itu, perjalanan survei lokasi pembangunan PLTG 2x3 MW di Gogok Desa Insit Selatpanjang juga terlaksana. Usai meninjau lokasi, Dahlan juga sempat mengunjungi Vihara Sejahtera Sakti yang berumur hampir seratus tahun di Jalan Ahmad Yani Selatpanjang. Usai mengunjungi vihara, rombongan masuk ke warung kopi Jumbo yang berjarak seratus meter dari vihara. Diskusi tentang pembangunan pembangkit terus berlanjut. 

Dahlan Iskan melalui ponselnya sempat menghubungi beberapa pihak untuk menanyakan gas di Selatpanjang. Akhirnya, Dahlan dan Bupati serta Djoko R Abumanan sebagai GM PLN WRKR sepakat.‘’Saya sudah menghubungi BP MIGAS dan intinya setuju gas dikelola untuk pembangkit, tugas GM membangun pembangkit dan Bupati menjelaskan dan mengusahakan PT BOB mundur,’’ ujar Dahlan.

Irwan pada Riau Pos menjelaskan, pada intinya dari beberapa pertemuan terdahulu, PT BOB sudah menyerah dan memberi gas pada Pemkab untuk dikelola. ‘’Sekarang kita dapatkan pernyataan tertulis dari BOB, secepatnya akan kita usahakan,’’ ujar Irwan.

Sementara Djoko mengatakan, kalau sudah jelas urusan antara BOB dengan Pemkab, untuk pembangunan pembangkit bukan masalah lagi. 

‘’Yang jelas Bupati sangat berperan dalam urusan ini untuk menyatakan gas dikelola Pemda,’’ ujar Djoko.

Akhirnya setelah kesepakatan itu, Irwan terlihat senyum. Dia menyatakan dia sangat ingin pembangunan pembangkit atau pasokan sebesar 30 MW untuk memenuhi keperluan listrik bagi wilayahnya. Setelah itu, rombongan kembali ke Hotel Grand Meranti untuk istirahat. Kamis (6/10) ini, rombongan Dahlan akan melanjutkan perjalanan menuju Buton, Kabupaten Siak

Sumber : Riaupos.co


1 komentar:

  1. kPan Pln untuk d peranap mulai jLnnya dan bagaimna cara pendaftrannya

    BalasHapus

Anda Sopan kami segan, Anda tidak sopan kami Spam.

Objek Wisata Riau

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sumatera. Provinsi ini terletak di bagian tengah pantai tim...