Semasa
menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan pernah mengunjungi tiga
kabupaten di Provinsi Riau dalam sehari. Kunjungan itu untuk menindak lanjuti pematangan
perencanaan pembangkit-pembangkit listrik di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir
dan Kepulauan Meranti.
Dahlan
Iskan datang dari Jakarta bersama Kadiv Perencanaan Sistem Kelistrikan PLN
Pusat Djoko Prasetyo. Dahlan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangannya disambut langsung General Manager PLN
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Djoko R Abumanan dan CEO Riau Pos Media
Group, H Makmur SE Akt MM. Dahlan dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan
ke Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu menggunakan jalur darat, menuju lahan
pembangunan PLTG di Desa Gudang Batu Kecamatan Pasir Penyu. Dalam waktu dekat,
di lahan ini dibangun PLTG 20 MW.
Kedatangan
di Rengat langsung disambut Bupati Inhu, Yopi Arianto. Dahlan langsung
berdiskusi dengan Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian mengenai apa kendala dan
masalah di lahan. Agustian menerangkan, lahan sudah disiapkan dan seperti
dilihat sendiri sudah dikerjakan. Bupati Yopi sendiri sangat antusias dengan
pembangunan PLTG di wilayahnya. Perencanaan pembangunan PLTG pun dibahas. PLN
akan membangun PLTG 2 X 300 di wilayah Peranap. Usai melihat lahan, rombongan
langsung menuju Tembilahan, Inhil.
‘’Boleh
saya satu mobil dengan Bupati,’’ ujar Dahlan sambil berjalan menuju mobil Land
Cruiser Prado BM 1 B plat merah milik Bupati. Akhirnya Dahlan menyetir mobil
tersebut sampai ke Kecamatan Kuala Cenaku. Rombongan sempat makan bersama
Bupati. Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya saat makan bersama bupati,
Dahlan langsung mengambil piring dan menyendokkan nasi untuk Bupati termuda di
Riau tersebut.
Minta
Lokasi PLTU Dipindah
Usai
makan bersama, perjalanan langsung dilanjutkan ke Tembilahan. Meski tak sampai
satu jam di Bumi Sri Gemilang, Dahlan melihat langsung lokasi pembangunan PLTU
2 X 7 MW di Parit 21, Kelurahan Sungai Beringin. Ketika itu, Dahlan Iskan
tampak tercengang dan mengatakan ‘’Wow’’ beberapa kali saat melihat hamparan
kawasan rawa dengan luas puluhan hektare, di mana 10 hektare di antaranya akan
jadi tempat berdirinya konstruksi bangunan PLTU 2 X 7 MW dengan nilai investasi
sekitar Rp300 miliar. Ditemani langsung Sekda Inhil, H Alimuddin RM, GM PLN
WRKR Djoko R Abumanan, Manajer PLN Cabang Rengat, Agustian, serta Manajer PLN
Ranting Tembilahan Desril Naldi dan sejumlah petinggi PLN WRKR, Dirut PLN
Dahlan Iskan menanyakan di titik mana PLTU akan dibangun. Menurut Agustian
sebagai pihak kontraktor, titiknya ada di pinggir jalan yang kini masih
ditimbun pasir uruk.
Dahlan
sempat mengadakan rapat kecil di sebuah jembatan menuju ke lokasi. Sampai di
lokasi, Dahlan sedikit heboh melihat lahan dan rencana pembangunan yang sedikit
jauh dari sungai. Melihat kondisi lahan yang persis di pinggir Sungai Indragiri
dan hanya berjarak sekitar 1 Km di hilir dermaga pelabuhan Parit 21, dia dengan
tegas minta titik lokasi PLTU dipindah ke pinggir sungai. Alasannya, semua
aktivitas pembangunan bergantung pada sungai tersebut. Mulai dari pengambilan
pasir uruk, maupun kedatangan material berupa besi, turbin, hingga masuknya
suplai batubara sebagai bahan bakar PLTU.
‘’Mengapa
tak membangun langsung di pinggir sungai. Semua aktivitas PLTU tak ada
hubungannya dengan darat. Transportasi batubara dan semua operasionalnya
langsung di sungai,’’ ujar Dahlan sembari menunjuk titik-titik pada peta
darurat yang ia gambar sendiri di jalan berpasir menuju lokasi pembangunan
PLTU. Saat itu, juga hadir utusan kontraktor pemenang tender PLTU yang turut
mencoret-coretkan kayu di tanah. Dalam perencanaan penimbunan lahan, Dahlan
juga memerintahkan untuk menimbun seluas dua hektare saja agar lebih cepat
pengerjaannya dari rencana semua yang menimbun lokasi di pinggir sungai seluas
sembilan hektare. Melihat lokasi pembangunan PLTU, dia juga menyarankan
penimbunan pasir uruk dilakukan sedalam 6 meter untuk dua hektare dari total 10
Ha lahan yang tersedia. Itu juga untuk menghemat biaya dan percepatan
pembangunan PLTU 2 X 7 MW di Tembilahan. Karena air sungai cukup keruh,
kebutuhan air untuk PLTU lebih dulu harus dimineralisasi menggunakan alat
khusus. Saat mengemukakan ide-idenya, Dahlan ingin kawasan PLTU yang ada di
tanah rawa, harus tahan terhadap banjir selama lebih kurang 50 tahun setelah
pembangunan.
‘’Setelah
melihat lahan tadi, saya punya beberapa ide, misalnya kalau rencana membangun
PLTU-nya di dekat jalan, saya minta dipindah ke lebih dekat sungai, karena
pembangunannya akan lebih cepat,’’ ujar Dahlan. Ditegaskannya, perhitungan
pembangunan PLTU harus dilakukan dari sekarang. Jangan sampai baru 25 tahun
dibangun, LPTU sudah runtuh terkena pasang surut air laut. Makanya, timbunan
uruk harus dilakukan 6 meter. Setelah berdiskusi dengan anggota PLN lainnya,
Dahlan langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan kargo yang berjarak sekitar
seratus meter. Sambil menunggu speedboat, Dahlan mengatakan ada solusi
sementara sebelum PLTA di Tembilahan selesai.
‘’Di
Rengat akan dibangun pembangkit sebesar 20 MW.Jadi pembangkit isolated diesel
di sana bisa dipindahkan ke Tembilahan untuk meningkatkan kemampuan pasokan di
Tembilahan. Ada sekitar sembilan mesin pembangkit yang bisa kita pindahkan
disana,’’ ujar Dahlan.
Menanggapi
kedatangan Dahlan ke Tembilahan, Sekda Inhil H Alimuddin RM mengatakan Pemkab
Inhil kedatangan tamu istimewa dan diharapkan jadi berkah bagi Inhil. Sebab,
dalam kunjungannya, Dahlan juga memberi petunjuk mengenai percepatan
pembangunan PLTU 2 X 7 MW.
‘’Kita
harap PLTU ini segera terwujud dan diselesaikan tepat waktu agar pasokan
listrik masyarakat Inhil bisa lebih terjamin,’’ ujar Alimuddin. Rombongan Dirut
PT PLN meninggalkan Tembilahan sekitar pukul 15.00 WIB menggunakan speedboat
menuju Selatpanjang. Kemudian rombongan Dahlan bersama GM PLN WRKR serta Deputi
Humas, Suhatman naik speedboat Tenggiri menuju Selat Panjang sekitar pukul
15.00 WIB.
Dalam
perjalanan, Dahlan sempat heran melihat GPS di telepon selularnya. ‘’Jalur
sungai ini tak ada dalam peta. Tapi saya yakin nakhodanya sudah hapal dengan
sungai ini,’’ ujar Dahlan sambil beberapa kali mengambil foto kehidupan
masyarakat pinggir sungai dengan kamera ponselnya. Dengan speedboat
berkecapatan sama dengan 32 Km per jam, rombongan sampai di Pelabuhan Tanjung
Harapan, Selatpanjang, Kabupaten Meranti sekitar pukul 20.00 WIB, Rombongan
langsung disambut Bupati Meranti, Irwan Nasir MSi dan pejabat tinggi Kabupaten
Meranti. Setelah bicara sambil berjalan di pelabuhan, Dahlan minta pada Irwan
agar dia yang mengendarai mobil Bupati, Camry hitam BM 1212 A. Irwan sempat
kaget, namun ikut saja dan membiarkan Dahlan menyetir menuju Hotel Grand
Meranti di Jalan Kartini Selatpanjang. Sampai di hotel, Irwan sudah
mempersiapkan peta pembangunan wilayahnya dan rencana-rencana pembangunan
pembangkit yang sudah lama terkendala. Akhirnya Dahlan mengetahui dari paparan
itu, Meranti memiliki sumber daya alam berupa gas yang dikelola PT Kondur dan
PT BOB.
Pernah
ada kesepakatan sebelumnya dengan pemerintah bahwa BP Migas menyerahkan
pengelolaan gas ke PT BOB, namun harus membangun pembangkit listrik untuk
Meranti. Tapi PT BOB menyerah dan tak mampu membangun pembangkit. Sambil
menerangkan sumber masalah itu, perjalanan survei lokasi pembangunan PLTG 2x3
MW di Gogok Desa Insit Selatpanjang juga terlaksana. Usai meninjau lokasi,
Dahlan juga sempat mengunjungi Vihara Sejahtera Sakti yang berumur hampir
seratus tahun di Jalan Ahmad Yani Selatpanjang. Usai mengunjungi vihara,
rombongan masuk ke warung kopi Jumbo yang berjarak seratus meter dari vihara.
Diskusi tentang pembangunan pembangkit terus berlanjut.
Dahlan
Iskan melalui ponselnya sempat menghubungi beberapa pihak untuk menanyakan gas
di Selatpanjang. Akhirnya, Dahlan dan Bupati serta Djoko R Abumanan sebagai GM
PLN WRKR sepakat.‘’Saya sudah menghubungi BP MIGAS dan intinya setuju gas
dikelola untuk pembangkit, tugas GM membangun pembangkit dan Bupati menjelaskan
dan mengusahakan PT BOB mundur,’’ ujar Dahlan.
Irwan
pada Riau Pos menjelaskan, pada intinya dari beberapa pertemuan terdahulu, PT
BOB sudah menyerah dan memberi gas pada Pemkab untuk dikelola. ‘’Sekarang kita
dapatkan pernyataan tertulis dari BOB, secepatnya akan kita usahakan,’’ ujar
Irwan.
Sementara
Djoko mengatakan, kalau sudah jelas urusan antara BOB dengan Pemkab, untuk
pembangunan pembangkit bukan masalah lagi.
‘’Yang
jelas Bupati sangat berperan dalam urusan ini untuk menyatakan gas dikelola
Pemda,’’ ujar Djoko.
Akhirnya
setelah kesepakatan itu, Irwan terlihat senyum. Dia menyatakan dia sangat ingin
pembangunan pembangkit atau pasokan sebesar 30 MW untuk memenuhi keperluan
listrik bagi wilayahnya. Setelah itu, rombongan kembali ke Hotel Grand
Meranti untuk istirahat. Kamis (6/10) ini, rombongan Dahlan akan melanjutkan
perjalanan menuju Buton, Kabupaten Siak
Sumber
: Riaupos.co
kPan Pln untuk d peranap mulai jLnnya dan bagaimna cara pendaftrannya
BalasHapus